3 Hari, 2 Malam Tanpa Bunda
BEBERAPA hari lalu aku sedih. Karena ditinggal bunda selama 3 hari, 2 malam. Beliau "terbang" ke Bandung untuk menghadiri pesta pernikahan sepupunya, Tante El Hamor.
Bunda berangkat dari Padang pada Sabtu pagi (8/7), sekitar pukul 06.00 WIB dengan menggunakan pesawat Lion Air. Dinihari, ditemani ayah, bunda berkemas untuk siap-siap berangkat ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Sekitar pukul 04.30 WIB, mereka meninggalkan rumah menuju Bandara yang berada 25 km dari pusat kota, atau tepatnya di perbatasan antara Kota Padang dengan Kabupaten Padang Pariaman. Saat itu, aku masih tidur lelap.
Sekitar pukul 08.00 WIB, bunda telah berada di Bandara Soekarno Hatta. Rencananya, dia akan dijemput Om Eko --adik Tante El Hamor-- untuk bersama-sama berangkat ke Bandung. Ternyata, Om Eko baru nyampe di Bandara sekitar pukul 10.30 WIB. Bayangin, betapa gundahnya hati bunda ketika itu.
Dari Bandara, mereka bertolak ke Kampung Rambutan untuk selanjutnya menuju Cipanas, Bogor untuk mengambil pakaian Om Eko. Barulah selepas Maghrib mereka berangkat ke Bandung dan nyampe sekitar pukul 22.00 WIB. Maklum, jalanan di Puncak tengah macet total karena banyak yang mo wiken ke Bandung.
Pesta pernikahan Tante El Hamor dilangsungkan di gedung (lupa, nama gedungnya). Hampir seluruh keluarga besar almarhumah nenek (mamanya bunda-red) yang berada di Pamanukan hadir dalam pesta bernuansakan adat Sunda itu yang berakhir sekitar pukul 17.00 WIB. (maklum aja, kendati Tante El orang Minang tulen, tapi dia besar di Pamanukan dan dapat jodoh orang Sunda)
Keesokan harinya, bunda menyempatkan diri shopping ke Cihampelas nyari oleh-oleh buatku, ayah dan Tante Devi (adik ayah). Sekitar jam 10-an langsung bertolak ke Jakarta untuk seterusnya menuju Bandara. Bunda nggak boleh terlambat. Karena sesuai jadwal yang tertera di tiket --yang dibeli ayah untuk pulang pergi (PP)-- bunda akan terbang ke Padang sekitar pukul 16.10 WIB.
Sesampai di Bandara pada pukul 15.00 WIB, ternyata keberangkatan pesawat ditunda selama 150 menit, lantaran Lion Air dari Padang blom nyampe di Jakarta. Walhasil, bunda harus menunggu lagi. Baru selepas Maghrib, pesawat take off dan nyampe di Padang sekitar pukul 20.45 WIB.
Dengan menggunakan bus Damri, bunda pulang sendiri ke rumah dan nyampe jam 9 malam lewat. Ayah gak bisa jemput karena tengah kerja di Kantor. Tak lama berselang, ayah pun pulang.
Tau tidak, apa yang terjadi? Aku "marah" alias ngambek sama bunda dan gak mau dekat-dekat apalagi digendongnya. Bunda sedih, aku lebih sedih, karena telah ditinggal pergi dan harus menjalani hari-hari bersama ayah, Tante Devi, Tante Mumun dan temannya. Syukurnya, sepanjang Sabtu dan Minggu, hari-hariku selalu bersama ayah yang kebetulan off di hari Sabtu dan baru berangkat kerja Minggu sore.
Kami "berdamai" dengan bunda, setelah ayah menjadi mediator. Aku terus didekat-dekatin dengan bunda. Lalu disogok dengan mimik. Maka cairlah aksi ngambekku itu.
Lantas, mengapa bunda "tega" meninggalkanku? Alasannya, beliau tidak ingin aku tersiksa. Karena perjalanan yang ditempuh cukup jauh, belum lagi macetnya Jakarta yang bikin stres dan keringetan. Sementara fisikku belum pulih benar pasca diserang panas pada beberapa waktu lalu. Namun begitu, bunda udah janji akan membawaku jalan-jalan ke Bandung bareng ayah apabila ada kesempatan nanti. (***)
Disya jgn marah sama bunda ya sayang. Lain kali kan Disya bisa ikut bunda ke Boor :)
Posted by Anonymous | 12 July, 2006 07:19
Disya jangan sedih yach ditinggal ma bunda, maen ama Firza ajah yuk...
Posted by Mama Firza | 13 July, 2006 09:30
Duh...disya, jgn sedih dong (galak lah saketek?).
trus kalo di tinggal mama lagih Disya main aja kesini yah biar Humaira ada temennya.
Salam buat mamah ya?
Posted by Ummi Riza | 14 July, 2006 01:50
kacian..ya..ditinggal...paling mamanya juga kepikiran terus ya nggak??? udah titip aja disini..pasti seneng ada cewek centil nih..
Posted by ema | 14 July, 2006 05:28
deuh.... disya, kalo sering ditinggal bunda, sisi positifnya, kamu bisa lebih mandiri loh :)
kalo ditinggal ayah gimana?
paling juga ayah yang merana... hihihi *candaaaaa*
Posted by Hannie | 14 July, 2006 18:34
Hahaha... mudah2an gak ditinggal tinggal lagi yak Disya.. Bunda Disya kan sayang ama Disya makanya gak diajak deh :D
Posted by Nunik | 19 July, 2006 08:58
disya kecil2 dah bisa ngambek ya? hi lucunya! klo kita pergi gag ngajak anak kadang suka mrasa bersalah gag siy bun? pdhl itu jg buat kebaikan anak...*problem ibu bekerja kali ye*
Posted by El van | 19 July, 2006 12:43