Lilypie 2nd Birthday PicLilypie 2nd Birthday Ticker

18 November 2006 

Diare, Oh.. Diare...

Photobucket - Video and Image Hosting

Hepi selama libur lebaran, justru berakhir sad ending. Sehari menjelang keberangkatan Bang Alif dan Dedek Rara ke Muara Tembesi, Kamis (2/11), aku tertular diare. Dua hari sebelumnya, Bang Alif dan Dedek Rara yang menderita penyakit itu.

Untuk mencegah agar penyakit ini tidak berlarut-larut, bunda memberiku obat diare New Guanistrep Syrup yang biasa kuminum bila terserang penyakit itu. Tidak seperti biasa, hanya 2 hari setelah minum obat tersebut, aku langsung sembuh. Tapi kali ini tidak, penyakit malah menjadi-jadi.

Ayah bunda dibikin panik dibuatnya. Lalu mengganti obatku dengan Kaotin Syrup yang merupakan obat lama saat berobat ke bidan. Itu pun tidak manjur. Intensitas diareku semakin tinggi. Sehari bisa 7-8 kali buang air besar. Feses (kotoran) ku pun bahkan hanya berupa air berwarna kuning. Sudahlah begitu, aku tidak pula bernafsu untuk makan. Setiap disuapi makanan, selalu kutolak. Paling untuk mengganjal perut, aku hanya makan roti yang dicelupkan ke susu. Itu pun tidak banyak. Walhasil, badanku semakin kurus.

Khawatir dengan kondisi ini, bunda lantas menghubungi sepupunya, Om Medis yang berprofesi sebagai dokter di Muko-muko, Bengkulu. Melalui SMS, dia menyarankan agar obat New Guanistrep Syrup yang kuminum dibarengi dengan obat anti biotik. Dia memberi resep berupa obat Cotrimoxazole Syrup untuk kuminum. Sayangnya, aku bukanlah tipikal anak yang doyan minum obat. Setiap disuapi selalu kumuntahkan lagi.

Meminum Cotrimoxazole, justru menimbulkan efek samping padaku. Mulutku memerah, seperti kena sariawan parah. Diareku tetap belum hilang, walau intensitasnya mulai turun. Kondisi ini terang saja menambah kekhawatiran ayah bunda. Mereka berencana untuk segera membawaku ke RS Yos Sudarso atau ke dokter spesialis anak.

Sebelum rencana membawaku ke dokter terwujud, diareku mulai berangsur hilang. Selama 5 hari minum obat Cotrimoxazole dan New Guanistrep ini, kondisiku mulai membaik.

Secara berangsur nafsu makanku mulai muncul kembali. Selama seminggu terserang diare, menjadi ajang balas dendam bagiku untuk banyak makan. Ayah bunda senang melihat kondisi ini. Sabtu (11/11) aku pun dibawa shoppingke Minang Plaza, untuk menghibur diriku. Di sana, aku diajak main game di Q-10 (kiu-ten).

Hanya seminggu pula, kondisiku membaik. Sejak Jumat lalu (17/11), aku kembali menderita diare. Tidak hanya aku, ayahpun terjangkit. Namun sakit kali ini, tidak seperti sakit seminggu sebelumnya. Aku masih doyan makan, sehingga kendati cairan keluar, aku masih mendapat asupan penggantinya. Uuhh..kapan ya, diare ini bisa hilang? (***)

05 November 2006 

Lebaran Sepi, Lebaran Hepi

Photobucket - Video and Image Hosting

Lebaran 1427 H ini, benar-benar sepi, namun tetap bikin Disya hepi. Aku bersama ayah dan bunda merayakan Idul Fitri pada Senin, 23 Oktober. Tidak ada orang lain di rumah, selain kami bertiga.

Padahal menjelang lebaran, rumah sangat rame. Karena kebetulan tante-tanteku (adik ayah), Tante Nila dan Tante Mia dari Pekanbaru bersama Datuk datang ke Padang pada 9 Oktober, sehari menjelang HUT ayah. Tak kebayang deh betapa ramenya rumah, karena juga ada Tante Devi, Om Rafki dan Om Daus yang sekali seminggu pulang dari Bukittinggi.

Photobucket - Video and Image Hosting

Datuk hanya 3 hari di Padang. Selama 3 hari itu, aku awalnya masih takut-takut sama beliau. Selanjutnya.., dekat banget setelah beliau mau balik ke Pekanbaru. Tinggallah Tante Devi, Tante Nila, dan Tante Mia di rumah yang rencananya mau lebaran di Padang.

Seminggu menjelang lebaran, Om Rafki (adik bunda) bertolak ke Muara Tembesi, Jambi (tempat kelahiranku) untuk berlebaran di sana. Kepergiannya disusul Om Daus (juga adik bunda) pada Sabtu (21/10). Di hari yang sama itu pula, 3 tanteku tercinta balik ke Pekanbaru. Dengan begitu, tinggallah aku dan ayahbunda lebaran di sini. Bertiga.

Dengan hanya bertiga, justru membuatku lebih senang. Karena selalu dekat dengan ayahbunda. Apa saja kegiatan di rumah, kami jalani bertiga. Hari Sabtu itu juga, untuk pertama kalinya aku dibawa ayahbunda ke Pantai Padang bermain ombak.

Photobucket - Video and Image Hosting

Tahu tidak, apa yang terjadi? Di saat anak-anak sebayaku takut dengan ombak, aku justru mengejarnya. Sampai-sampai ayah yang memegangiku agar tak kabur menuju lautan menjadi repot sangat, karena ulahku ini. Tak ayahbunda yang cemas dengan kelakuanku itu, pengunjung Taplau (Tapi Lauik) lainnya juga pada khawatir dan terheran-heran atas keberanianku ini. Hi3x

Hari pertama lebaran, kami tidak kemana-mana. Cuma kebetulan aku masih sempat mendapat hiburan unik. Pada hari itu, ada permainan "sepeda odong-odong" (seperti komedi putar, tapi berputarnya naik-turun dikayuh secara manual oleh pemiliknya) yang berkeliling ke sekitar pemukiman kami.

Melihat permainan baru ini, ayah lalu memanggil si tukang sepeda odong-odong untuk menghiburku. Sekali putaran yang temponya ditandai dengan 2 lagu anak-anak yang disetel si pemilik sepeda odong-odong, anak-anak yang menaikinya dikenai bayaran Rp 3.000/orang. Yang namanya Disya, tentu gak kepengen hanya sekali putaran. Tapi malah 4 kali putaran. Hi3x, ketagihan.

Photobucket - Video and Image Hosting

Hari kedua lebaran, aku dibawa ayahbunda ke Ramayana Plasa Andalas. Lagi, aku dihibur dengan mainan baru. Yaitu boom-boom car yang lebih soft ketimbang boom-boom car sebenarnya. Hasilnya, aku kembali ketagihan seperti naik sepeda odong-odong. Habis..., serasa jadi driver beneran sich..

Hari ketiga, ada "petualangan" baru yang aku rasakan. Kami bertiga bertolak ke Bukittinggi (kota wisata di Sumatera Barat) dengan mengendarai sepeda motor. Wuiiihhh..., selain macet, pantat pun jadi panas karena duduk selama 2,5 jam perjalanan ke sana, dengan kecepatan motor 60-70 km/jam yang dikendarai ayah. Kami berangkat dari rumah sekitar jam 10, baru nyampe di Bukittinggi jam 12.30 WIB.

Photobucket - Video and Image Hosting

Setiba di sana, aku diajak ke kebun binatang. Asyik juga, banyak "teman-teman" di sana. Ada singa, rusa, ular, biawak dan sebagainya, yang tentu saja baru sekali ini aku lihat secara live.

Di Bukittinggi yang berhawa sejuk serupa Bandung, aku juga dibawa berlebaran ke rumah Datuk Syair (datuknya bunda). Serta berjalan keliling Pasar Atas dan mencicipi nasi Kapau yang cukup terkenal seantero nusantara.

Kami bertolak ke Padang jam 5 sore. Dalam perjalanan pulang ini, sempat terjadi hal yang tak diinginkan. Ketika memasuki kawasan Air Terjun Lembah Anai, tiba-tiba ban belakang motor ayah bocor. Ya elah... Sementara waktu Maghrib segera menyongsong.

Akhirnya ayah mengambil keputusan. Aku dan bunda disuruh naik bus ke Padang. Sementara beliau terpaksa sendirian mencari tukang tambal ban yang diperkirakannya ada di kawasan wisata Air Terjun Lembah Anai yang berjarak sekitar 1 km dari lokasi bocornya ban motor itu. Kami harus berpisah.

Aku dan bunda sampai di rumah, sekitar jam 7 malam. Hanya berselang sekian menit, ayah pun tiba. Kata ayah, beliau terpaksa ngebut setelah benen motornya yang bocor diganti dengan benen baru guna mengejar bus yang membawa kami ke Padang. Tapi kenyataannya, kami baru "terkejar", setelah sampai di dalam rumah. Hi3x, kasihan deh ayah....

Dua hari selanjutnya, Kamis dan Jumat, kami tak kemana-mana. Hanya di rumah. Bermain bersama, dengan aktivitas lebih banyak menonton TV dan film di VCD Player. Oh ya..., pada hari itu, Datuk Hamli (suaminya mendiang tante bunda) datang dari Muaro Bungo, Jambi.

Sepi di rumah selama lebaran, berakhir pada Sabtu malam. Rombongan besar dari Muara Tembesi, Jambi yang terdiri dari Abi dan Ummi (kakaknya bunda) serta sepupuku Bang Alif dan Dedek Zahra datang bersama Om Daus dan Om Rafki. Rumah kembali rame. Aku senang, karena ada teman main Bang Alif dan Dedek Zahra. Walau dengan Bang Alif lebih banyak berantemnya, aku tetap senang. Sayangnya, mereka hanya seminggu di Padang. Jumat (3/11), mereka balik ke Muara Tembesi.

Photobucket - Video and Image Hosting

So, yang namanya sepi pasti akan berlalu. Sepi pun tak selalu bikin hati gundah gulana, buktinya aku tetap hepi di lebaran tahun ini. (***)

Hai... Ini Disya

  • Nama lengkapku Valdisya Azzahra Apkamadi. Anak pertama dari Maryulismax dan Nur Azizah
  • Tinggal bersama ayahbunda di Kota Padang.
  • Lahir di Muara Tembesi, Jambi pada 30 April 2005
My profile