Betapa tak Enaknya Kalo Sakit
SIAPA pun orangnya, pasti tak mau jatuh sakit. Begitu juga aku. Tapi berharap boleh, namun pada akhirnya Tuhan juga yang menentukan. Itulah yang terjadi padaku selama 3 hari ini. Aku jatuh sakit.
Sejak Senin sore (22/5) lalu, tiba-tiba badanku meriang. Kata bunda, semalaman aku tak bisa tidur. Rewel. Biasanya pukul 21.00 WIB aku sudah tertidur lelap dan nyenyak. Tapi tidak untuk kali ini. Setiap sebentar aku merengek dan menangis, bikin panik bunda. Sementara ayah blom pulang dari kantor. Bunda terpaksa sendirian menghadapi kerewelanku.
Sekitar pukul 22.00 WIB, aku sudah tertidur pulas. Saat itu ayahku pun sudah pulang. Beliau akhirnya mengetahui aku demam tatkala mencium dahiku, yang menjadi kebiasaannya sepulang kerja. Kondisi ini bikin beliau khawatir. Karena ayah tahu, kalau aku sakit, rewelnya minta ampun.
Kekhawatiran ayah terbukti. Hampir sepanjang malam aku terbangun, merengek dan menangis. Digendong, tetap nangis. Dimimikin bunda tetap nangis. Satu-satunya solusi membikin suasana kembali kondusif, ayah terpaksa membuatkan susu Chil Mil Platinum kesukaanku. Sepanjang malam itu, aku 3 kali dibikinin susu. Sebuah rekor baru, karena biasanya aku minum susu ketika mau tidur saja. Hasilnya, rutinitas ngompolku pun bertambah.
Keesokan harinya, Selasa (23/5), setelah melihat kondisiku yang "sedikit" membaik, ayah dan bunda membuat kesepakatan. Pagi ini, ayah harus cuti ngantor, bunda tetap masuk kerja. Bagi ayah, itu bukan masalah, karena jam kerjanya pukul 16.00-22.00 WIB. Maka jadilah seharian itu ayah menjadi bapak rumah tangga. Hi..hii..hiii.
Sebelum berangkat, bunda sempat memberiku sisa obat ketika aku sakit saat jelang ulang tahunku dulu. Alhamdulillah, panasku berkurang. Seharian aku bermain bersama ayah. Ternyata turunnya panas tubuhku itu hanya buat sementara. Begitu malam menjelang, suhu badanku kembali naik. Bunda kembali panik, sedangkan ayah sudah berangkat kerja.
Peristiwa malam sebelumnya kembali berulang. Aku rewel sepanjang malam. Namun dengan telaten, ayah dan bunda mengeloni aku secara bergantian. Dan rumus penyelesaiannya, tetap saja dikasih susu kesukaanku, Chil Mil Platinum... (doyan apa haus seh?)
Paginya, Rabu (24/5), panasku tetap tidak turun. Bila sehari sebelumnya, ayah yang cuti, hari ini atas permintaan ayah, bunda pun cuti. Mereka sepakat membawaku ke RS Yos Sudarso, karena tak ingin terjadi apa-apa padaku. Di RS, tiba-tiba saja panasku agak turun, kali aja udah takut duluan ketemu dokter, hi3x. Bahkan menjelang namaku dipanggil masuk ke ruang periksa, aku bolak-balik bareng ayah mengitari selasar RS swasta terbesar di Kota Padang itu.
Begitu namaku dipanggil, kebiasaan burukku keluar. Nangis ketemu sama dokter, takut disuntik, hi3x. Padahal bu dokter Yadewati Salim yang memeriksaku, hanya menaruh stoteskop di badanku, tapi tangisku udah pecah duluan...
Diagnosa bu dokter, aku radang tenggorokan. Ha? Kok bisa ya? Olehnya diberi resep berupa Dumin 500 mg (DU) Tab, Erysanbe 200 mg Chewtab, CCE3 dan Vistrum 100 ml syrup. Tahu tidak, apa komentar bundaku ke ayah ketika dokter bilang aku terserang radang tenggorokan? "Nggak salah tu Yah? Masak tenggorokan Disyanya nggak diperiksa bu dokter, tapi dia malah bilang Disya sakit tenggorokan?" kata bunda terheran-heran. Ayah dengan arif dan bijaksana bikin kesimpulan sendiri. Katanya, "Wajar aja Disya kena radang tenggorokan. Sudah beberapa hari ini langit Kota Padang redup diselimuti asap pembakaran hutan. Biasanya banyak orang yang terjangkit ISPA oleh asap ini." ("terkutuklah engkau wahai pembakar hutan!!!" --kata ayah dalam hati.)
By the way, kesehatanku berangsur pulih. Syukurnya, Kamis ini (25/5), almanak merah. Lagi-lagi seharian aku bersama orang yang kucintai, ayah dan bunda. Betapa senang hatiku berkumpul dengan mereka. Ternyata sakit itu ada hikmahnya lho. Kesempatanku untuk bermain bareng ayahbunda menjadi jauh lebih lama. Biasanya mereka sibuk kerja. Ayah ngantor di Posmetro, sementara bunda sibuk ngajar di TK Planet Kids. Kendati waktu mereka lebih banyak buatku ketika sedang sakit, aku nggak mau lagi ah jatuh sakit. Nggak enak dan bikin susah.
Terimakasih ayah, terimakasih bunda. Entah dengan apa akan ku balas jasa-jasa kalian. Yang pasti hanya satu, cintaku hanya untuk kalian berdua... (***)
Alhamdulillah, ikutan seneng karena Disya dah sehat kembali.. Main bareng yuk.. :)
Posted by Anonymous | 26 May, 2006 21:42
Alhamdulillah sudah sembuh... main2 lagi yak sayang :)
Posted by Nunik | 29 May, 2006 09:23