Lilypie 2nd Birthday PicLilypie 2nd Birthday Ticker

14 January 2008 

Pindah Rumah

KARENA ayahku pindah rumah dari blogger ke wordpress, maka aku sebagai anak yang baik dan dimanja tentu dibawa serta. Tak mungkin dunk aku tetap bertahan di rumah lama ini, karena rumah baru lebih minimalis dan tentram pula. Jadi Disya nanti bakal asyik berbagi cerita. Sebenarnya banyak mau diceritakan di sini. Namun karena waktunya belum pas, karena ayah masih berbenah, makanya Disya hanya mau kasih pengumuman bahwa terhitung 14 Januari 2008, Disya sudah menempati rumah baru di http://valdisya.wordpress.com. Terima kasih kepada teman-teman Disya, bunda-bunda dan ayah-ayah serta om dan tante yang dulu sering singgah di rumah lama ini dan kini kembali bermain ke rumah baru Disya. Semoga tetap betah menyimak cerita Disya. (***)

13 September 2007 

Ramadhan 1428 H

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Ahlan wa sahlan yaa Ramadhan, syahrul mubarak, syahrul Qur'an, washiyam, washshabr, wadda'wah, wal jihaad, la'allakum tattaquun..

(Selamat datang bulan suci Ramadhan; bulan penuh berkah; bulan turunnya kitab suci al Qur'an; bulan puasa; bulan yang penuh kesabaran; bulan yang penuh dakwah; bulan yang penuh rasa persaudaraan; bulan yang penuh jihad melawan hawa nafsu; kekuasaan, arogansi dan sejenisnya. Semoga kamu menjadi hamba yang bertaqwa...)


Kami sekeluarga mohon maaf atas salah dan dosa yang disengaja maupun tidak; talantuang dek ka naiak, talendo dek ka turun; baik lisan maupun tulisan. Semoga kita menjadi orang yang mampu meraih kemenangan & kembali kepada fitrah yang suci. Amin....

10 July 2007 

Dolan ke Medan

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketSELAMA seminggu aku dan bunda pergi ke Medan. Tepatnya dari tanggal 25 Juni sampai 1 Juli. Cukup lama juga, meninggalkan ayah sendirian di rumah.

Kepergian kami ini, kebetulan TK tempat bunda mengajar membuka cabang baru di Kota Medan di kawasan Padang Bulan. Sekalian mengisi liburan dengan jalan-jalan ke sana bersama-sama rombongan besar dari TK itu.

Kami berangkat dengan menggunakan bus melalui jalan darat Padang-Medan yang menempuh waktu selama seharian penuh. Inilah perjalanan paling jauh yang pernah kutempuh.

Di Kota Medan, sebagai satu-satunya bocah yang paling kecil (bocah yang lain berumur 4 tahun ke atas) tentu saja aku jadi seleb (he3x, narsis). Hampir semua kolega bunda, pengen bermain dan bercanda denganku. Di saat bunda sibuk presentasi di hadapan calon-calon guru di TK baru itu, aku etap enjoy bisa bermain dengan kolega bunda yang lain. Asyikk.

Selama di Medan, pergi ke mall, cuci mata..., dan tentu saja shopping. Di Kota Bika Ambon itu, kami hanya 3 hari. Selanjutnya berangkat ke Prapat, Danau Toba. Menginap di sana dan tentu saja aku ikutan berenang (tepatnya bermain air ya..) pula dengan yang lainnya. Wuiihh, ternyata air danaunya kelewat dingin, yang bikin aku gemetar dan sempat bikin aku demam keesokan hari. Gpp, yang penting hati senang.

Dari Prapat, rombongan bertolak kembali ke Padang pada Sabtu sore (30/6). Kami sampai di Padang jam 6 pagi. Ayah yang sudah merindukanku dan bunda, sudah menunggu di simpang untuk menjemput. Kangennn, ketemu ayah lagi setelah semingguan gak ketemu. I Love u, Dad... (***)

30 May 2007 

Hari-hari Menyenangkan

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

SUNGGUH.., belakangan ini hari-hariku sungguh menyenangkan. Terlebih saat ayah bunda libur kerja. Kami bisa pergi ke berbagai tempat bermain yang ada di Kota Padang. Kendati tempat bermain itu, masih berputar-putar di sekitaran mall yang ada di kota ini, kalau bukan Minang Plaza, mungkin ke Plasa Andalas atau Matahari Dept Store (MDS). Tapi gpp, yang penting Disya senang. Isn't it?

Biasanya akhir pekan, saat ayah off dari pekerjaannya dan bunda telah pulang sekolah, kami setiap sore dolan ke beberapa tempat. Sesekali ke Pantai Padang, ke Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol, dan paling banter mentok di mall. Dari beberapa "biji" mall yang ada di sini, yang paling sering disamperin adalah Minang Plaza dengan pertimbangan lebih dekat dari rumah.

Namun belakangan bunda mulai kepincut untuk membawaku MDS. Karena di sana tempat permainan anak-anak sudah mulai lengkap, tidak lagi hanya timezone yang notabene bukan untuk kalangan seumur diriku. Di sana kini ada playland dan tempat mandi bola. Jadilah tempat ini sebagai favorit baruku.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Seperti pada 12 Mei lalu, aku ke sana bersama ayahbunda. Dengan ditemani ayah --karena bunda lagi shopping--, aku berlarian dan mengangguin teman-teman sebaya yang sedang asyik bermain di playland. Di saat yang lain pada takut main seluncuran, justru aku bolak-balik naik dan berseluncur sendirian. Asyik. Begitu juga saat mandi bola. Di saat yang lain pada ngadem di atas bola, aku justru membenamkan diri di kolam bola itu. Asyik lagi...

Keesokan harinya, Minggu, 13 Mei, aku diajak ayah pergi berenang. Sebelumnya ayah sudah janjian dengan Papa Diva (rekan sekantor ayah) untuk membawa kami pergi berenang. Tempatnya di Kolam Renang The Ambacang Hotel. Kali ini bunda tidak ikut, karena lagi sibuk di rumah.

Begitu ngelihat kolam dan orang-orang pada berenang, aku langsung teriak histeris. Aku langsung berlari kolam khusus untuk anak-anak, padahal belum ganti pakaian renang. Gak sabaran gitu lho. Setelah pakaianku diganti, barulah aku nyebur ke kolam yang berkedalaman setinggi dadaku itu. Asyikkk. Di dalamnya aku berenang (tepatnya berjalan di dalam air, hi3x) ke sana kemari.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Tapi kayaknya lebih asyik melihat kolam khusus orang dewasa. Hampir tiap sebentar aku ke luar dari kolam kecil menuju kolam besar. Terang saja ayah sibuk mengawasiku. Karena begitu sampai di pinggir kolam besar, aku seperti perenang mau start lomba aja, tanpa mikir bisa berenang atau gak. Usahaku untuk nyobain kolam besar akhirnya kesampaian juga, setelah ada seorang kakak yang mau membawaku berenang di dalamnya. Jadilah aku wara-wiri di sini bersama si kakak yang cantik itu. Sementara ayah hanya menyaksikan dari atas kolam.

Saat mau pulang, Diva bersama papa dan mamanya sudah siap-siap untuk sudahan. Sementara aku, mana mau dibawa ke luar dari kolam. Jadilah ayah harus berjuang ekstra keras untuk "melarikan" aku ke kamar bilas untuk mandi. Ughh.., cepat banget pulangnya, padahal Disya baru 2 jam di dalam kolam.

Dua hari berikutnya, Selasa, 15 Mei, hariku kembali menyenangkan. Kali ini aku dibawa ayah ke kantornya. Karena hari itu, aku tak mungkin tinggal di rumah sendirian karena bunda ke sekolah, tante ikut try out, om pergi kuliah dan ayah tak mungkin libur kerja seperti sehari sebelumnya. Maka dibawanyalah aku ke kantor, mengingat pagi itu ayah harus mimpin rapat.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Di saat ayah rapat, aku hilir mudik dan bermain (alias ngutak-ngatik) komputer. Selesai rapat, ayah memperlihatkan padaku blogku ini. Lucu, karena ini kali pertama aku melihat fotoku ada di internet. Hi3x

Hari yang juga menyenangkan adalah Sabtu, 19 Mei lalu. Saat itu adalah HUT bundaku. Meski tidak ada perayaan, tapi aku dan ayah tentu senang dan turut berbahagia. Sayangnya, Sabtu malam itu bunda harus nginap di sekolah karena ada acara stay over night untuk anak-anak TK tersebut. Maka jadilah akhir pekanku ini hanya berdua dengan ayah.

Senangnya, ayah membawaku ke Kantor Mapala Unand yang berada di Bukit Limau Manih. Jaraknya, sekitar 20 km dari rumahku. Jauh. Pasti semua pada bertanya, kok ayah masih ikut mapala, kan gak mahasiswa lagi. Kata ayah, keanggotaan di Mapala Unand itu seumur hidup. Makanya beliau masih tetap aktif di sana, walaupun jarang berkegiatan di lapangan karena terhalang pekerjaan.

Di sana, ternyata anak-anak mapala baik yang udah tua maupun yang masih mahasiswa sedang bermain bola. Selain itu ada pula teman-teman sebayaku anak-anaknya anak mapala yang telah berkeluarga. Ini merupakan kali pertama aku dibawa ayah ke sini.

Kantor Mapala Unand memang wah. Berada di lingkungan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unand, kantor ini merupakan yang paling lengkap dibanding UKM (unit kegiatan mahasiswa) lainnya. Di sini ada papan wall climbing mini di dalam ruangannya. Di luar gedung juga ada dua papan panjat jangkung. Di papan mini itulah aku mencoba untuk manjat-manjat, mana tahu mampu mewarisi kepandaian ayah sebagai pemanjat. Hi3x.

Dari Mapala, aku diajak ayah ke kantornya untuk singgah. Padahal ketika itu waktu sudah menunjukkan pukul 20.30 WIB. Bagiku sih tidak apa-apa, tapi kalau bunda tahu, bisa berabe. He3x.

Begitulah.., hari-hariku dua minggu belakangan ini. Menyenangkan, kendati tidak selalu lengkap ada ayah atau bunda. Aku mengerti kok, ayah bunda sibuk, kan untukku juga. Iya kan? (***)

 

06 May 2007 

HUT yang Sederhana

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
BERBEDA dengan perayaan hari ulang tahun (HUT) yang pertama, HUT-ku kali ini benar-benar dirayakan sesederhana mungkin. Tidak ada acara tiup lilin, tidak ada pesta, tidak ada nyanyian gembira. Kenapa?

Menurut ayah bunda, memang perayaan ulang tahunku kali ini disengaja tidak meriah betul. Tapi bukan berarti mereka lupa dengan HUT-ku. Justru jauh-jauh hari sebelumnya, mereka sudah mempersiapkannya, terutama kado untukku. Soal kue ulang tahun? Tetap ada kok.

Bahkan beberapa kado sudah kuterima jauh-jauh hari. Di antaranya dari Abi-Ummy Bang Alif dan Dedek Zahra dari Muara Tembesi, Jambi berupa baju pesta warna kuning emas yang sexy banget. Kalau tidak salah, kado itu nyampe di Padang, seminggu sebelum aku ulang tahun. Lalu kado sandal cantik dari Tante Devi yang kudapat sehari sebelum Ultah. Dari ayah bunda? Eng..ing..eng.., tentu saja kuterima pas di hari jadiku. Dikasih apa coba? Ternyata dikasih baju pula.., hi3x. Pesta baju deh Disya dibikinnya. Karena jumlahnya lumayan banyak dibelikan.

Di luar itu, aku juga menerima sejumlah ucapan HUT dari rekan-rekan ayah dan bunda, yang bahkan diucapkan jauh-jauh hari pula. Seperti SMS dari Bunda Kak Alif yang masuk ke HP ayah pada 29 April lalu. katanya, "Selamat ulang tahun Valdisya..qurota a'yun..tambah pinter, cpt gede dan sayang ayahbunda..dpt salam dr kakak". Tak hanya SMS, keluarga besar Jogjakarta ini juga mengirim kado buatku (makasih ya Babe, Bunda dan Kak Alif). Terus adapula email dari Om Dycka, katanya "Selamat Ulang Tahun ka Disya da, semoga Disya bisa jadi Kebanggan Untuk Keluarga dan Lingkungannyo da.. Amin............"

Usiaku yang genap 2 tahun pada 30 April 2007 lalu, kulalui dengan biasa. Detik-detik jelang HUT-pun dilalui dengan tidur. Lha iya lah, mosok Sya harus begadang pula nungguin pukul 00.00 WIB, demi HUT. Hi3x. Paginya pun, ayah bunda tetap sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Cuma ketika istirahat siang, ayah menyempatkan diri pulang. Tentu saja dengan membawa kado di tangan. Lalu bunda yang tengah training di sekolahnya, pulang sore hari dengan membawa kue tart. Saat itulah HUT-ku dirayakan secara sedeharna.

Rencana ayah bunda, nanti kalau aku dah tambah besar, atau dah masuk taman kanak-kanak, barulah HUT-nya dirayakan. Undang teman-teman, family dan semuanya. So, tak perlu berkecil hati dengan HUT kali ini, bukan? Ayah bunda bersyukur karena aku tetap tumbuh sehat, semakin cerdas dan pintar.

Di usiaku yang ke-2 ini, aku sudah bisa membantu ayahbunda menyuci (maksudnya nolongin masukin cucian ke mesin cuci), menjemur kain (ini jago banget. Kata ayah, "ada yang kurang, kalo Disya gak dilibatkan."), melipat kain (malah bikin acak kadul, hi3x), menyapu (megang sapunya duank), membaca abjad (paling sering ngucapin huruf e, c (baca shii), i, dan beberapa huruf lainnya), udah pandai manjatin jemuran kain (turunan ayahnya, hi3x), naik motor sendirian (naikin motor, tepatnya), membaca majalah (alias membolak-balik buat liatin gambar yang cakep-cakep) dan lainnya. Begitulah, seiring bertambahnya usia, tentu saja akan bertambah kepandaiannya.... Doakan aku ya... (***)


07 April 2007 

Dihoyak Gempa

HI3X, ternyata sudah lebih sebulan ayah dan bunda tidak meng-update blog ini. Selain sibuk dengan tugas masing-masing, juga dikarenakan tidak ada hal yang menarik yang bisa dilaporkan di sini.

Kendati begitu, sebenarnya ada kejadian yang paling menarik dan baru kali ini aku rasakan. Yaitu gempa besar yang terjadi pada Selasa, 6 Maret silam. Kata ayah dan bunda, aku sebenarnya sudah pernah merasakan gempa besar seperti itu, saat masih berada dalam kandungan bunda di usia 9 bulan kurang. Tepatnya pada 10 April 2005, yang memaksa bunda harus diungsikan ke Muara Tembesi, Jambi untuk melahirkanku di sana.

Berbeda dengan gempa 10 April 2005 itu, gempa besar Sumbar yang terjadi 6 Maret tersebut, jelas beda. Beda karena aku secara langsung merasakannya, walaupun tidak mengerti apa itu gempa. Cuma saja, aku turut merasakan kepanikan dan ketakutan yang dialami Tante Devi, yang kebetulan hanya berdua denganku di rumah saat itu. Begitu gempa berguncang kuat, tante ketakutan. Sedangkan aku, cuek aja. Serasa gak terjadi apa-apa.

Bagi tante, ini adalah gempa besar pertama yang pernah dirasakannya selama tinggal di Padang. Kalau di Pekanbaru, sangat jarang terjadi gempa, paling hanya bisa merasakan getarannya bila terjadi di daerah lain yang berdekatan dengan ibukota Provinsi Riau itu. Dan saat gempa 10 April 2005, tante memang belum tinggal di Padang. Tante baru menetap di sini saat aku berusia 2 bulanan, untuk menjagaiku mengingat ayah dan bunda harus kerja seharian.

Saat terjadi gempa, tante langsung lari membawaku ke luar rumah. Takut kalo tiba-tiba rumah roboh karena begitu besarnya guncangan yang terjadi. Bahkan kalau tidak salah, tante sempat nangis (gak sampai mewek, kayak aku kalo nangis) karena saking takutnya. Tidak tahu harus lari kemana. Karena biasanya kalo gempa sebesar itu, bisa saja memicu tsunami, lantaran Kota Padang berada di pinggir pantai. Tapi itu terjadi, kata ayah, bila gempa berpusat di laut.

Di saat bersamaan, ayah juga cemas. Langsung nelpon ke rumah. Berkali-kali tidak nyambung, karena jalur telepon crowded. Tak lama berselang, baru berhasil masuk dan dijawab tante. Ayah menyuruh tante untuk standby di luar rumah, karena dipastikan bakal ada gempa susulan. Mendengar itu, tentu saja tante tambah takut. Ayah pun menyuruh lari, bila tetangga pada lari --kalau-kalau memang terjadi tsunami, mengingat belum diketahuinya pusat gempa ketika itu. Minimal tante disuruh menyelamatkanku naik ke lantai II bila memang tsunami tiba.

Sedangkan bunda, ketika itu masih berada di sekolah. Ketika ayah berhasil mengontaknya, ternyata bunda sudah mengungsi ke Lubuak Minturun yang berada di daerah ketinggian bersama-sama dengan guru lainnya dan beberapa anak TK. Saat itu, bunda menyuruh ayah untuk pulang menjemputku dan tante.

Setengah jam kemudian, ayah baru nyampe di rumah. Saat itu, aku dan tante berkumpul dengan tetangga yang ada di belakang rumah. Dari informasi yang dibawa ayah, ternyata pusat gempanya di darat dan tidak ada kemungkinan terjadinya tsunami. Lega deh. Kendati begitu, tetap masih ada gempa susulan selama sehari itu. Tapi gpp, karena aku gak ngerti juga. Hi3x (***)

30 January 2007 

Jalan-jalan ke Maninjau

Photobucket - Video and Image Hosting

LIBUR panjang pada 19-21 Januari 2007 lalu, benar-benar mengesankan bagiku. Inilah kali pertama aku diajak ayah dan bunda untuk pergi jalan-jalan ke Danau Maninjau. Dan juga yang pertama bagi bunda pergi ke Maninjau dan nginap di sana.

Kebetulan acara jalan-jalan ke sana, adalah acara get together yang digelar keluarga besar tempat ayah bekerja. Acara rutin tahunan yang biasanya digelar untuk penyegaran dari rutinitas kerja yang tak henti-hentinya. Acaranya sendiri hanya semalam, tapi merupakan pengalaman baru bagiku. Karena acaranya sungguh rame dengan suguhan permainan dendang Kim yang benar-benar menghibur.

Dan kalau tak salah, saat aku masih dalam kandungan bunda, sempat juga dibawa acara get together ini, tapi di lokasi yang berbeda, yaitu Sumpur, Danau Singkarak. Kata bunda, saat itu dia tengah hamil 8 bulan. Hmmm, nduuttt banget, he3x.

Kami berangkat ke Maninjau dengan rombongan sejawat ayah pada Jumat pagi menggunakan minibus pinjaman. Perjalanan yang memakan waktu sekitar 3 jam dari Padang tersebut, juga sangat menarik bagiku. Selain karena ada kawan sepermainan seperti kakak Stella dan dedek Farhan, banyak yang bisa kulihat dari jendela mobil yang kutumpangi. Semuanya seakan berlarian meninggalkan kami. Mulai dari gedung-gedung, hilir mudik kendaraan, hamparan persawahan, pantai hingga danau itu sendiri.

Nyampe di Hotel Maninjau Indah sekitar pukul 13.30 WIB, kami istirahat sejenak dulu di kamar hotel. Oh ya, selain aku, ayah dan bunda, juga diajak turut serta Tante Devi (adik ayah). Hanya sebentar istirahat dan makan siang, lalu aku diajak putar-putar ke sekeliling hotel yang berada persis di bantaran Danau Maninjau, tepatnya di belakang Kantor Camat Tanjung Raya, Kabupaten Agam.

Photobucket - Video and Image Hosting

Tapi sebenarnya yang paling kutunggu adalah acara berenang, sekalian mau nyobain baju seksi dari Bunda Alif. Namun lantaran hari masih panas, keinginan itu terpaksa kutahan dulu beberapa saat. Baru sekitar pukul 15.30 WIB, keinginanku untuk berenang bisa terwujud. Wuihhhh.., pasalnya sedari tadi udah pada ngiler untuk segera nyebur ke Danau Maninjau. Tapi mana boleh, karena aku gak pandai berenang dan lagian danaunya dalam tak ketulungan. Tapi syukurnya di hotel ini ada kolam renang khusus anak-anak. Kedalaman airnya cuma setinggi perutku.

Karena dalamnya cuma segitu, jadilah acara berenang yang pertama kali ini aku lakukan, menjadi ajang jalan-jalan di dalam air. Karena aku sendiri memang belum pandai berenang. Yang lucunya, kendati dibawakan pelampung berbentuk Zebra dari Padang, aku sama sekali tidak memakainya. Ribet dan belum terbiasa. Hi3x.

Hampir 2 jam-an aku bermain di kolam renang. Mengingat wajahku mulai memucat, makanya ayah yang menjadi instruktur dadakan dan pengawal pribadi selama di dalam kolam, mengakhiri acara berenang itu. Diiringi dengan penolakan keras dariku, aku akhirnya digendong balik ke kamar hotel untuk mandi di bath up.

Photobucket - Video and Image Hosting

Capek berenang, aku makan sore dulu. Istirahat sebentar, menjelang senja aku dibawa jalan-jalan oleh Tante Devi ke sekitar Pasar Maninjau yang tidak seberapa jauh dari hotel.

Malam menjelang, acara yang ditunggu-tunggu segera datang. Yaitu permainan dendang kim yang bertaburan hadiah. Permainan ini berupa lagu yang didendangkan penyanyi kim yang di antara liriknya menyebutkan sejumlah angka. Setiap angka yang disebut lalu disilang ke kertas yang ada pada peserta. Siapa yang angka-angkanya berhasil membentuk satu baris dari 15 baris yang disediakan, dialah pemenangnya. Ayah dan bunda yang turut serta permainan ini, nyaris beberapa kali ceki (5 angka di baris yang pertama sudah terisi, menunggu satu angka lagi), malah gagal melulu. Sementara aku sendiri, malah sibuk lari ke sana kemari. Bahkan disaat penyanyi kim berdendang, begitu aku lepas dari pangkuan ayah, aku langsung mengejarnya ke panggung untuk unjuk kebolehan menari. Narsis!!!

Photobucket - Video and Image Hosting

Karena malam kian larut, dan mataku mulai mengantuk, akhirnya aku rebah di dada ayah, yang sedari tadi terpaksa jadi baby sitter mengawasi keganjenanku lari ke panggung. Tak lama kemudian, aku dibawa bunda ke kamar untuk tidur bareng. Sementara ayah tetap main kim dengan rekan sekantornya. Ternyata beliau akhirnya menang juga lho dan dapat bingkisan yang memang disediakan oleh panitia get together.

Begitulah, keesokan harinya, usai sarapan, rombongan kembali bertolak ke Padang. Sebuah pengalaman baru yang sangat mengesankan dan membuatku ingin selalu jalan-jalan lagi. (***)

Hai... Ini Disya

  • Nama lengkapku Valdisya Azzahra Apkamadi. Anak pertama dari Maryulismax dan Nur Azizah
  • Tinggal bersama ayahbunda di Kota Padang.
  • Lahir di Muara Tembesi, Jambi pada 30 April 2005
My profile