Lilypie 2nd Birthday PicLilypie 2nd Birthday Ticker

« Home | Jalan-jalan ke Maninjau » | Nyuci Sendiri » | Dokter Phobia, Kepengen Jadi Dokter » | Diare, Oh.. Diare... » | Lebaran Sepi, Lebaran Hepi » | Minal Aidin Wal Faidzin » | Buka Puasa Bersama » | Tempat Mojok » | Marhaban ya Ramadhan » | Nyabut Rumput » 

07 April 2007 

Dihoyak Gempa

HI3X, ternyata sudah lebih sebulan ayah dan bunda tidak meng-update blog ini. Selain sibuk dengan tugas masing-masing, juga dikarenakan tidak ada hal yang menarik yang bisa dilaporkan di sini.

Kendati begitu, sebenarnya ada kejadian yang paling menarik dan baru kali ini aku rasakan. Yaitu gempa besar yang terjadi pada Selasa, 6 Maret silam. Kata ayah dan bunda, aku sebenarnya sudah pernah merasakan gempa besar seperti itu, saat masih berada dalam kandungan bunda di usia 9 bulan kurang. Tepatnya pada 10 April 2005, yang memaksa bunda harus diungsikan ke Muara Tembesi, Jambi untuk melahirkanku di sana.

Berbeda dengan gempa 10 April 2005 itu, gempa besar Sumbar yang terjadi 6 Maret tersebut, jelas beda. Beda karena aku secara langsung merasakannya, walaupun tidak mengerti apa itu gempa. Cuma saja, aku turut merasakan kepanikan dan ketakutan yang dialami Tante Devi, yang kebetulan hanya berdua denganku di rumah saat itu. Begitu gempa berguncang kuat, tante ketakutan. Sedangkan aku, cuek aja. Serasa gak terjadi apa-apa.

Bagi tante, ini adalah gempa besar pertama yang pernah dirasakannya selama tinggal di Padang. Kalau di Pekanbaru, sangat jarang terjadi gempa, paling hanya bisa merasakan getarannya bila terjadi di daerah lain yang berdekatan dengan ibukota Provinsi Riau itu. Dan saat gempa 10 April 2005, tante memang belum tinggal di Padang. Tante baru menetap di sini saat aku berusia 2 bulanan, untuk menjagaiku mengingat ayah dan bunda harus kerja seharian.

Saat terjadi gempa, tante langsung lari membawaku ke luar rumah. Takut kalo tiba-tiba rumah roboh karena begitu besarnya guncangan yang terjadi. Bahkan kalau tidak salah, tante sempat nangis (gak sampai mewek, kayak aku kalo nangis) karena saking takutnya. Tidak tahu harus lari kemana. Karena biasanya kalo gempa sebesar itu, bisa saja memicu tsunami, lantaran Kota Padang berada di pinggir pantai. Tapi itu terjadi, kata ayah, bila gempa berpusat di laut.

Di saat bersamaan, ayah juga cemas. Langsung nelpon ke rumah. Berkali-kali tidak nyambung, karena jalur telepon crowded. Tak lama berselang, baru berhasil masuk dan dijawab tante. Ayah menyuruh tante untuk standby di luar rumah, karena dipastikan bakal ada gempa susulan. Mendengar itu, tentu saja tante tambah takut. Ayah pun menyuruh lari, bila tetangga pada lari --kalau-kalau memang terjadi tsunami, mengingat belum diketahuinya pusat gempa ketika itu. Minimal tante disuruh menyelamatkanku naik ke lantai II bila memang tsunami tiba.

Sedangkan bunda, ketika itu masih berada di sekolah. Ketika ayah berhasil mengontaknya, ternyata bunda sudah mengungsi ke Lubuak Minturun yang berada di daerah ketinggian bersama-sama dengan guru lainnya dan beberapa anak TK. Saat itu, bunda menyuruh ayah untuk pulang menjemputku dan tante.

Setengah jam kemudian, ayah baru nyampe di rumah. Saat itu, aku dan tante berkumpul dengan tetangga yang ada di belakang rumah. Dari informasi yang dibawa ayah, ternyata pusat gempanya di darat dan tidak ada kemungkinan terjadinya tsunami. Lega deh. Kendati begitu, tetap masih ada gempa susulan selama sehari itu. Tapi gpp, karena aku gak ngerti juga. Hi3x (***)

Duh alhamdullillah nggak apa2 sama kalian.Alhamdullillah juga nggak ada tsunami lagi,ngeri ya?kenapa sih indonesia kok byak bencna yak??

Saya masih trauma klo denger berita ttg gempa.. jadi teringat gempa 27 mei tahun lalu.. sedih ingat ibu & embah yg jadi korban gempa..

Alhamdulillah Disya dan kel baik-baik aja. Mudah2an gak ada gempa lagi, amin...

Salam kenal ya. Dari Padang toh? Kami di Pekanbaru. Senangnya ada blogger dari Padang siapa tau nanti kalo pulang kampung bisa kopdar.

Post a Comment

Hai... Ini Disya

  • Nama lengkapku Valdisya Azzahra Apkamadi. Anak pertama dari Maryulismax dan Nur Azizah
  • Tinggal bersama ayahbunda di Kota Padang.
  • Lahir di Muara Tembesi, Jambi pada 30 April 2005
My profile