BloG ValDISYA

MENIRU, itulah kebiasaanku saat ini. Apa saja yang dilakukan ayah, bunda, Tante Devi, Om Daus, Om Rafki atau
siapa saja, pastilah aku tiru. Walau memang tidak semuanya bisa ditiru habis-habisan. Emangnya Disya plagiator? He3x, nggak dunks.

Ketika bunda atau tante lagi nyapu, aku pasti ikutan nyapu --kalo sapunya lagi nganggur. Kalau bunda nyanyi, aku pun nyanyi walau cuma auww..auwww doang. Hi3x.

Kalo ayah membaca, aku pun pengen membaca, kendati lebih banyak bahan bacaan itu jadi remuk karena
kubolak-balik dengan kasar. Tapi suara sebagai bukti aku serius membaca, pun aku perdengarkan. Bunyi..Oou..ouww..ougghh.. Gak ngerti kan?

Begitu juga ketika seisi rumah sedang sibuk gotong royong, aku pun turut serta berpartisipasi. Kalo tante dan bunda sibuk membersihkan isi rumah, aku lebih memilih ikut ayah yang sibuk membersihkan pekarangan. Kami berdua nyabut rumput di pekarangan belakang.

Meniru ayah mencabut rumput, ternyata gampang banget. Tinggal tarik tuh rumput, kecabut deh. Tapi kadang lebih banyak yang tercabut justru daunnya ketimbang akar-akarnya. Nggak sukses banget ya...?

By the way, aktivitas nyabut rumput emang menyenangkan. Saking senangnya, bunga-bunga yang ditanam ayah di pot belakang rumah juga kadang aku cabutin daunnya. Walhasil, tentu saja ayah melarang dengan menjauhkan aku dari tanaman peliharaannya itu ketika aku akan bermain di sana. Hi3x, bandel ya? (***)