Lebaran Sepi, Lebaran Hepi
Lebaran 1427 H ini, benar-benar sepi, namun tetap bikin Disya hepi. Aku bersama ayah dan bunda merayakan Idul Fitri pada Senin, 23 Oktober. Tidak ada orang lain di rumah, selain kami bertiga.
Padahal menjelang lebaran, rumah sangat rame. Karena kebetulan tante-tanteku (adik ayah), Tante Nila dan Tante Mia dari Pekanbaru bersama Datuk datang ke Padang pada 9 Oktober, sehari menjelang HUT ayah. Tak kebayang deh betapa ramenya rumah, karena juga ada Tante Devi, Om Rafki dan Om Daus yang sekali seminggu pulang dari Bukittinggi.
Datuk hanya 3 hari di Padang. Selama 3 hari itu, aku awalnya masih takut-takut sama beliau. Selanjutnya.., dekat banget setelah beliau mau balik ke Pekanbaru. Tinggallah Tante Devi, Tante Nila, dan Tante Mia di rumah yang rencananya mau lebaran di Padang.
Seminggu menjelang lebaran, Om Rafki (adik bunda) bertolak ke Muara Tembesi, Jambi (tempat kelahiranku) untuk berlebaran di sana. Kepergiannya disusul Om Daus (juga adik bunda) pada Sabtu (21/10). Di hari yang sama itu pula, 3 tanteku tercinta balik ke Pekanbaru. Dengan begitu, tinggallah aku dan ayahbunda lebaran di sini. Bertiga.
Dengan hanya bertiga, justru membuatku lebih senang. Karena selalu dekat dengan ayahbunda. Apa saja kegiatan di rumah, kami jalani bertiga. Hari Sabtu itu juga, untuk pertama kalinya aku dibawa ayahbunda ke Pantai Padang bermain ombak.
Tahu tidak, apa yang terjadi? Di saat anak-anak sebayaku takut dengan ombak, aku justru mengejarnya. Sampai-sampai ayah yang memegangiku agar tak kabur menuju lautan menjadi repot sangat, karena ulahku ini. Tak ayahbunda yang cemas dengan kelakuanku itu, pengunjung Taplau (Tapi Lauik) lainnya juga pada khawatir dan terheran-heran atas keberanianku ini. Hi3x
Hari pertama lebaran, kami tidak kemana-mana. Cuma kebetulan aku masih sempat mendapat hiburan unik. Pada hari itu, ada permainan "sepeda odong-odong" (seperti komedi putar, tapi berputarnya naik-turun dikayuh secara manual oleh pemiliknya) yang berkeliling ke sekitar pemukiman kami.
Melihat permainan baru ini, ayah lalu memanggil si tukang sepeda odong-odong untuk menghiburku. Sekali putaran yang temponya ditandai dengan 2 lagu anak-anak yang disetel si pemilik sepeda odong-odong, anak-anak yang menaikinya dikenai bayaran Rp 3.000/orang. Yang namanya Disya, tentu gak kepengen hanya sekali putaran. Tapi malah 4 kali putaran. Hi3x, ketagihan.
Hari kedua lebaran, aku dibawa ayahbunda ke Ramayana Plasa Andalas. Lagi, aku dihibur dengan mainan baru. Yaitu boom-boom car yang lebih soft ketimbang boom-boom car sebenarnya. Hasilnya, aku kembali ketagihan seperti naik sepeda odong-odong. Habis..., serasa jadi driver beneran sich..
Hari ketiga, ada "petualangan" baru yang aku rasakan. Kami bertiga bertolak ke Bukittinggi (kota wisata di Sumatera Barat) dengan mengendarai sepeda motor. Wuiiihhh..., selain macet, pantat pun jadi panas karena duduk selama 2,5 jam perjalanan ke sana, dengan kecepatan motor 60-70 km/jam yang dikendarai ayah. Kami berangkat dari rumah sekitar jam 10, baru nyampe di Bukittinggi jam 12.30 WIB.
Setiba di sana, aku diajak ke kebun binatang. Asyik juga, banyak "teman-teman" di sana. Ada singa, rusa, ular, biawak dan sebagainya, yang tentu saja baru sekali ini aku lihat secara live.
Di Bukittinggi yang berhawa sejuk serupa Bandung, aku juga dibawa berlebaran ke rumah Datuk Syair (datuknya bunda). Serta berjalan keliling Pasar Atas dan mencicipi nasi Kapau yang cukup terkenal seantero nusantara.
Kami bertolak ke Padang jam 5 sore. Dalam perjalanan pulang ini, sempat terjadi hal yang tak diinginkan. Ketika memasuki kawasan Air Terjun Lembah Anai, tiba-tiba ban belakang motor ayah bocor. Ya elah... Sementara waktu Maghrib segera menyongsong.
Akhirnya ayah mengambil keputusan. Aku dan bunda disuruh naik bus ke Padang. Sementara beliau terpaksa sendirian mencari tukang tambal ban yang diperkirakannya ada di kawasan wisata Air Terjun Lembah Anai yang berjarak sekitar 1 km dari lokasi bocornya ban motor itu. Kami harus berpisah.
Aku dan bunda sampai di rumah, sekitar jam 7 malam. Hanya berselang sekian menit, ayah pun tiba. Kata ayah, beliau terpaksa ngebut setelah benen motornya yang bocor diganti dengan benen baru guna mengejar bus yang membawa kami ke Padang. Tapi kenyataannya, kami baru "terkejar", setelah sampai di dalam rumah. Hi3x, kasihan deh ayah....
Dua hari selanjutnya, Kamis dan Jumat, kami tak kemana-mana. Hanya di rumah. Bermain bersama, dengan aktivitas lebih banyak menonton TV dan film di VCD Player. Oh ya..., pada hari itu, Datuk Hamli (suaminya mendiang tante bunda) datang dari Muaro Bungo, Jambi.
Sepi di rumah selama lebaran, berakhir pada Sabtu malam. Rombongan besar dari Muara Tembesi, Jambi yang terdiri dari Abi dan Ummi (kakaknya bunda) serta sepupuku Bang Alif dan Dedek Zahra datang bersama Om Daus dan Om Rafki. Rumah kembali rame. Aku senang, karena ada teman main Bang Alif dan Dedek Zahra. Walau dengan Bang Alif lebih banyak berantemnya, aku tetap senang. Sayangnya, mereka hanya seminggu di Padang. Jumat (3/11), mereka balik ke Muara Tembesi.
So, yang namanya sepi pasti akan berlalu. Sepi pun tak selalu bikin hati gundah gulana, buktinya aku tetap hepi di lebaran tahun ini. (***)
asiknya Disya liburan sama ayah bunda..main sama bang Alif dan de rara...duh gemes pingin cubit pipinya :)
Posted by unai | 06 November, 2006 11:19
seneng banget yach maen di pantai, trus ke kebun binatang juga... bener-bener berlibur yach..
Posted by Mama Firza | 07 November, 2006 08:46
Disya kalo mo naik sepeda odong2 ajak Rayna ya. Rayna juga suka :)
Posted by Nia | 11 November, 2006 08:40
Thank you ya Sya , b'day wishes buat Daddy nya Nadya.
Salam rindu buat ombak di taplau..
Posted by Ummi Riza | 14 November, 2006 23:37
hohohoho.... tante jadi kanen main di pantai juga nih disya...
Posted by Anonymous | 15 November, 2006 15:38